Iodium dikenal sebagai salah satu jenis mineral
yang merupakan unsur mikro nutrisi tetapi sangat dibutuhkan manusia bahkan
sejak masih di dalam kandungan, Tubuh
manusia membutuhkan hanya sangat sedikit iodium, normalnya hanya sekitar 150
mikrogram per hari bagi orang dewasa. Tetapi bila terjadi kekurangan bisa
timbul masalah kesehatan yang serius.
Kekurangan unsur iodium kronis sejak dalam
kandungan ataupun sejak lahir maupun sesudah dewasa bisa menimbulkan kerugian
kesehatan yang parah berupa hambatan dan kerusakan cukup fatal dalam
pertumbuhan organ tubuh termasuk otak.
Kekurangan asupan iodium masih merupakan salah satu masalah gizi secara
nasional maupun global.
Untuk mencegah kekurangan iodium dalam nutrisi
masyarakat, maka sudah lama dilakukan upaya menjamin pemenuhan kebutuhan iodium
masyarakat melalui makanan yang mereka konsumsi. Di
antaranya dengan memperkaya (fortifikasi) kandungan iodium pada jenis makanan
yang luas dan banyak dikonsumsi masyarakat.
Produk yang cukup luas dikenal masyarakat ialah garam beriodium, hasil
fortifikasi iodium pada garam konsumsi.
Upaya lain yang cukup terbuka adalah memperkaya beras dengan iodium.
Teknologi pengolahannya bagi produsen yang
berminat tealah dikembangkan oleh para ilmuwan di lingkungan Badan Litbang
Pertanian Departemen Pertanian.
Peluang fortifikasi iodium pada beras terbuka
karena kandungan karbohidrat beras cukup tinggi, yakni 85 0 90% berat kering
yang terutama berupa pati. Pati beras
terdiri dari amilosa dan amilopektin.
Sifat senyawa ini mampu mengikat iodium sehingga membuka jalan bagi
upaya memperkaya beras dengan iodium.
Teknologi fortifikasi iodium pada beras yang
dirancang ialah dengan pengkabutan fortifikasi (iodium) ke dalam ruang penyosoh
pada saat penyosohan, Kabut yang
terbentuk harus sempurna sehingga alat pengkabut perlu dilengkapi dengan
kompresor.
Sebelum proses penyosohan, pembuangan sekam gabah
dilakukan dengan alat pemecah kulit. Ada
berbagai variasi komposisi dan konsentrasi bahan pada fotifikan yang bisa
digunakan. Menurut hasil penelitian,
komposisi fortifikan terbaik ialah mencampur iodat dengan bahan –bahan pengikat
dekstrosa 0,04% dan sodium bikarbonat 0,006%.
Beras beriodium yang dihasilkan dari proses
tersebut mengandung konsentrasi fortifikan (iodat dan bahan bahan pengikat)
sebanyak 7,47%. Selanjutnya pada nasi
dari beras beriodium tersebut, bila tidak dicuci terlebih dahulu sebelum dimasak,
konsentrasinya 4,6 ppm. Sedangkan bila dicuci terlebih dahulu sebelum dimasak
pada nasi hanya 2,65 ppm
Konsentrasi fortifikan masih bisa ditekan dengan
berbagai cara untuk menyesuaikan dengan selera konsumen. Pada uji preferensi yang dilakukan , nasi
beras beriodium dengan konsentrasi fortifikan
1 ppm masih digemari oleh 90 % yang menyatakan suka, hanya 10 % yang
menyatakan tidak suka.
Untuk menstabilkan
konsentrasi fortifikan dianjurkan menyimpan beras beriodium dalam karung
berwarna merah
Tidak ada komentar
Komentar baru tidak diizinkan.