PENDAHULUAN
Cacing tanah termasuk kelas Oligochaeta dan
hewan tingkat rendah karena tidak mempunyai tulang belakang
(invertebrata). Cacing ini bukanlah hewan yang asing bagi masyarakat kita, hewan ini mempunyai potensi bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia.
(invertebrata). Cacing ini bukanlah hewan yang asing bagi masyarakat kita, hewan ini mempunyai potensi bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia.
Jenis-jenis yang paling banyak dikembangkan
oleh manusia berasal dari famili Megascolicidae dan Lumbricidae dengan genus
Lumbricus, Eiseinia, Pheretima, Perionyx, Diplocardi, dan Lidrillus. Beberapa
jenis cacing tanah yang kini banyak diternakkan antara lain : Pheretima,
Perionyx, dan Lumbricus. Cacing tanah jenis Lumbricus mempunyai bentuk tubuh
pipih, Cacing jenis Lumbricus rubellus memiliki keunggulan lebih dibandingkan
kedua jenis cacing yang lain diatas, karena produktivitasnya tinggi (penambahan
berat badan. produksi telur / anakan dan produksi bekas cacing
"kascing" serta tidak banyak bergerak.
MANFAAT
Dalam bidang pertanian, cacing menghancurkan
bahan organik sehingga memperbaiki aerasi dan struktur tanah. Akibatnya lahan
menjadi subur dan penyerapan nutrisi oleh tanaman menjadi lebih baik, dapat
digunakan sebagai bahan pakan ternak. Berkat kandungan protein, lemak dan
mineralnya yang tinggi, cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak
seperti unggas, ikan, udang dan kodok.
PERSYARATAN LOKASI
- Tanah sebagai media hidup cacing harus mengandung bahan organik dalam jumlah yang besar.
- Bahan-bahan organik tanah dapat berasal dari serasah, kotoran ternak atau tanaman dan hewan yang mati.
- Untuk pertumbuhan yang baik, cacing tanah memerlukan tanah yang sedikit asam sampai netral atau pH sekitar 6-7,2.
- Kelembaban yang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan cacing tanah antara 15-30 %.
- Suhu yang diperlukan untuk pertumbuhan cacing dan penetasan kokon adalah kurang lebih 15-25 derajat celcius.
- Lokasi pemeliharaan cacing tanah diusahakan agar mudah penanganan dan pengawasannya serta tidak terkena sinar matahari secara langsung.
PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Penyiapan Sarana dan Peralatan
Pembuatan kandang menggunakan bahan-bahan yang
murah dan mudah didapat seperti bambu, rumbia, papan bekas, ijuk. Salah satu
contoh kandang permanen untuk peternakan skala besar adalah yang berukuran 1.5
x 1.8 m. Didalamnya dibuat rak-rak bertingkat sebagai tempat wadah
pemeliharaan. Model sistem budidaya antara lain rak berbaki, kotak bertumpuk,
pancing bertingkat atau pancing berjajar.
PEMBIBITAN
Persiapan yang diperlukan dalam pembudidayaan
cacing tanah adalah meramu media tumbuh, menyediakan bibit unggul,
mempersiapkan kandang cacing dan kandang pelindung.
1. Pemilihan Bibit Calon Induk
Dalam beternak cacing tanah secara komersial
digunakan bibit yang sudah ada karena diperlukan dalam jumlah besar. Namun bila
akan dimulai dari skala kecil dapat dipakai bibit cacing tanah dari alam.
2. Pemeliharaan Bibit Calon Induk
Pemeliharaan dapat dibagi menjadi beberapa
cara :
- Pemeliharaan cacing tanah sebanyak-banyaknya sesuai tempat yang digunakan. Cacing tanah dapat dipilih yang muda atau dewasa. Jika sarang berukuran 2.5x1x0.3 m dapat ditampung sekitar 10.000 ekor cacing tanah dewasa.
- Pemeliharaan dimulai dengan jumlah kecil. Jika jumlahnya telah bertambah, sebagian cacing tanah dapat dipindahkan ke bak lain.
- Pemeliharaan kombinasi cara a dan b.
- Pemeliharaan khusus kokon sampai anak, setelah dewasa dipindah ke bak lain.
- Pemeliharaan khusus cacing dewasa sebagai bibit.
Sistem Pemuliabiakan
Apabila media pemeliharaan telah siap dan
bibit cacing tanah sudah ada, maka penanaman dapat segera dilaksanakan dalam
wadah pemeliharaan. Bibit cacing tanah yang ada tidaklah sekaligus dimasukkan
ke dalam media, tetapi harus dicoba sedikit demi sedikit. Beberapa bibit cacing
tanah diletakkan diatas media, kemudian diamati.
Setiap 3 jam sekali diamati, mungkin ada yang
berkeliaran di atas media atau meninggalkan media (wadah). Apabila dalam waktu
12 jam tidak ada yang meninggalkan wadah berarti cacing tanah itu betah dan
media sudah cocok. Sebaliknya, bila media tidak cocok cacing akan berkeliaran
di permukaan media. Untuk mengatasinya, media harus segera diganti dengan yang
baru
PEMELIHARAAN
1. Pemberian Pakan
Cacing tanah diberi pakan sekali dalam sehari
semalam sebanyak berat cacing tanah ditanam ( 1 : 1 ). Secara umum pakan cacing
tanah adalah berupa semua kotoran hewan, kecuali kotoran yang hanya dipakai
sebagai media.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian
pakan pada cacing tanah, antara lain :
- Pakan yang diberikan harus dijadikan bubuk atau bubur dengan cara diblender.
- Bubur pakan ditaburkan rata diatas media, tetapi tidak menutupi seluruh permukaan media, sekitar 2/3 wadah tidak ditaburi pakan.
- Pakan ditutup dengan plastik, karung, atau bahan lain yang tidak tembus cahaya.
- Pemberian pakan berikutnya apabila masih tersisa pakan terdahulu harus diaduk dan jumlah pakan yang diberikan dikurangi.
- Bubur pakan yang akan diberikan pada cacing tanah mempunyai perbandingan 1:1.
2. Penggantian Media
Media yang sudah menjadi tanah/kascing atau
yang telah banyak telur harus diganti. Supaya cacing cepat berkembang, maka
telur, anak dan induk dipisahkan atau ditumbuhkan pada media baru. Rata-rata
penggantian media dilakukan dalam jangka waktu 2 minggu.
PEMANENAN
Dalam beternak cacing tanah ada dua hasil
terpenting (utama) yang dapat diharapkan, yaitu biomass (cacing tanah itu
sendiri) dan kascing (bekas cacing). Panen cacing dapat dilakukan dengan
berbagai cara, salah satunya adalah dengan menggunakan alat penerangan seperti
lampu petromaks, lampu neon atau bohlam. Cacing tanah sangat sensitif terhadap
cahaya sehingga mereka akan berkumpul dibagian atas media. Kemudian kita
tinggal memisahkan cacing tanah itu dengan medianya.