f Budidaya Cacing sutera (Tubifex) - BPP Kec. MERTOYUDAN

Random Posts

Berita

Pertanian

Hama

Perikanan

Peternakan

Perkebunan

Hama

» » Budidaya Cacing sutera (Tubifex)


 
Cacing sutera (Tubifex)sering juga disebut cacing rambut atau cacing darah

merupakan cacing kecil seukuran rambut berwarna kemerahan dengan panjang sekitar 1-3 cm,  Cacing rambut merupakan salah satu alternatif pakan alami yang dapat dipilih untuk memberi makan ikan  fase larva hingga benih ataupun untuk ikan hias.
Di dalam tubuh cacing sutera terkandung kira-kira 57% protein dan 13% lemak,  Cacing sutera biasanya diperoleh dengan cara menambang/mengambilnya dari sungai.Teknik budidaya cacing sutera secara umum dapat dilakukan pada media lumpur yang dicampur dengan kotaran ayam dan bekatul.  Selama proses budidaya, media dialiri air dengan debit sekitar 3 liter per detik. Panen cacing sutera dapat dilakukan seminggu sampai dua minggu setelah ditanam. Jika dibiarkan terlalu lama, maka jumlah cacing sutera akan berkurang kembali, karena secara alami terjadi persaingan antar-cacing itu sendiri.Hasil produksi dari budidaya cacing sutera mencapai dua kali lebih banyak dibandingkan di habitat aslinya. Apabila budidaya dilakukan di pinggir sungai, maka produksi akan lebih banyak lagi.

A,  Cacing Sutera untuk Budidaya Ikan Hias
Cacing sutera di toko-toko tempat penjualan ikan hias kadang kala kosong, mungkin karena stok di pembudidaya belum ada. Budidaya cacing sutera sangat bermanfaat untuk ikan hias, salah satunya ikan cupang. Budidaya cacing sutera sangat mudah dan gampang, tidak repot dalam pemeliharaan, menjadikan ikan cupang indah warnanya dan sehat.
 
B.   Habitat (Tempat Hidup)
Cacing ini hidup pada subtrat lumpur dengan kedalaman 0 – 4 cm. Seperti hewan air lain maka air memegang peranan penting buat kelangsungan hidup cacing ini. Parameterair yang optimal untuk Budidaya cacing sutra adalah: pH : 5,5 -8,0• Suhu : 25 – 28 C DO (oksigen terlarut) : 2,5 – 7,0 ppm,  Amoniak :  < 36. 


Berikut ini teknik budidaya cacing sutra:
1,  Persiapan Bibit
Bibit bisa dibeli dari toko ikan hias atau diambil dari alam, Catatan : Sebaiknya bibit cacing di karantina dahulu karena ditakutkan membawa bakteri patogen.
2.  Persiapan Media
Media perkembangan dibuat sebagai kubangan lumpur dengan ukuran 1 x 2 meter yang dilengkapi saluran pemasukan dan pengeluaran air. Tiap tiap kubangan dibuat petakan petakan kecil ukuran 20 x 20 cm dengan tinggi bedengan atau tanggul 10 cm, antar bedengan diberi lubang dengan diameter 1 cm.
3.  Pemupukan
Lahan di pupuk dengan dedak halus atau ampas tahu sebanyak 200 – 250 gr/M2 atau dengan pupuk kandang sebanyak 300 gr/ M2.
Cara pembuatan pupuknya :

  • Siapkan kotoran ayam, jemur 6 jam.
  • Siapkan bakteri EM4 untuk fermentasi kotoran ayam tersebut. Cari di toko pertanian atau toko peternakan atau balai peternakan.
  • Aktifkan/Kembangkan dulu bakterinya. Caranya ¼ sendok makan gula pasir + 4ml EM4 + dalam 300ml air terus diamkan kuranglebih 2 jam.
  • Campur cairan itu ke 10kg kotoran ayam yang sudah dijemur tadi aduk hingga rata.
  • Selanjutnya masukkan ke wadah yang tertutup rapat selama 5 hari.
Mengapa harusdifermentasi?  
Karena dengan fermetasi maka kandungan N-organik dan C-organik bakal naek sampai 2 kalilipat


4.  Fermentasi
Lahan direndam dengan air setinggi 5 cm selama 3-4 hari.
5.  Penebaran Bibit
Selama Proses Budidaya lahan dialiri air dengan debit 2-5 Liter / detik
6.  Tahapan Kerja Budidaya Cacing Sutra
Berikut tahapan kerja yang harus dilakukan dalam pembudidayaan cacing sutra:

  • Lahan uji coba berupa kolam tanah ber ukuran 8 x 1,5 m dengan kedalaman 30 cm.
  • Dasar kolam uji coba  diisi dengan sedikit lumpur.Apabila matahari cukup terik, jemur kolam minimum sehari. Bersamaan dengan itu, kolam dibersihkan dari rumput atau hewan lain, seperti keong mas atau kijing.
  • Pipa Air Keluar (Pipa Pengeluaran /Outlet) dicek kekuatannya dan pastikan berfungsi dengan baik. terbuat dari paralon berdia- meter 2 inci dengan panjang sekitar 15 cm.
  • Usai pengeringan dan penjemuran, usahakan kondisi dasar kolam bebas dari bebatuan dan benda-benda keras lainnya. Hendaknya konstruksi tanah dasar kolam relatif datar atau tidak bergelombang.
  • Dasar kolam diisi dengan lumpur halus yang berasal dari saluran atau kolam yang dianggap banyak mengandung bahan organik hingga ketebalan mencapai 10 cm.
  • Masukkan kotoran ayam kering sebanyak tiga karung, kemudian sebar secara merata dan selanjutnya diaduk-aduk dengan kaki.
  • Setelah dianggap datar, genangi kolam tersebut hingga kedalaman air maksimum 5 cm, sesuai panjang pipa pembuangan.
  • Pasang atap peneduh untuk mencegah tumbuhnya lumut di kolam.
  • Kolam yang sudah tergenang air tersebut dibiarkan selama satu minggu agar kandungan gas hilang.
  • Tebarkan 0,5 liter gumpalan cacing sutra dengan cara menyiramnya terlebih dahulu di dalam baskom agar gumpalannya buyar.
  • Seterusnya atur aliran air dengan pipa paralon berukuran 2/3 inci.
  • Wadah budidaya dapat berupa parit beton atau wadah yang dilapisi plastik, lebar 0,5 meter.
  • Pakan cacing sutra berupa campuran kotoran ayam segar 50% dan lumpur kolam 50%. Tinggi media 5 cm.
  • Pemupukan ulang dengan menambahkan kotoran ayam sebanyak 9% dari volume awal, dilakukan setiap minggu.
  • Media dialiri air irigasi, dengan debit air 900 ml/menit.
  • Benih cacing rambut ditebar sehari sesudah media kultur dialiri air, yaitu sebanyak 2 gram/ m2.

7.  Makanan Cacing Sutra
Karena cacing sutra termasuk makhluk hidup, tentunya cacing sutra tersebut juga butuh makan. Makanannya adalah bahan organik yang bercampur dengan lumpur atau sedimen di dasar perairan.

8.  Panen

  • Panen cacing sutera dilakukan setelah beberapa minggu dan berturut-turut bisa dipanen setiap dua minggusekali.
  • Cara pemanenan dengan menggunakan serok halus/lembut. Cacing sutera masih bercampur dengan media budidaya dimasukkan kedalam ember atau bak yang diisi air, kira –kira 1 cm diatas media. Ember ditutup hingga bagian dalam menjadi gelap dan dibiarkan selama enam jam. cacing menggerombol diatas media diambil dengan tangan.
  • Dengan cara ini didapat cacing sutera sebanyak 30 – 50 gram/m2 per dua minggu.
  • Untuk mendapatkan cacing rambut yang cukup dan berkesinambungan, panjang parit perlu dirancang sesuai dengan keperluan setiap harinya.




«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

1 komentar